you could decide whether it was scary or not after giving it a shot

alyssa
3 min readMay 4, 2023

--

ikan koi ku di rumah❤

Aku suka memberi makan ikan koi di kolamku dengan tangan langsung (handfeeding). Baca di internet katanya bisa bikin ikan koi jinak, berpengaruh juga terhadap kesehatan dan environment kolam ikannya. Info itu aku kurang tau bener apa enggak, mungkin kamu bisa coba tanya ke ahli ikan. Rasanya geli-geli pas dikerubungi ikan — kayak lagi terapi ikan guppy (yang kakinya dicelupin itu loh) — tapi sebenernya aku juga belum pernah nyobain terapi ikan, tapi aku pikir pasti mirip kaya gitu.

Gara-gara itu, temen-temenku suka pada penasaran pengen nyobain handfeeding ikan setiap kali mereka main ke rumahku.

Aku selalu dengan senang hati menunjukkan caranya kepada mereka, dan menawarkan untuk mencelupkan tangannya ke dalam kolam untuk memberi ikan-ikanku makan secara langsung. Beberapa diantara temanku ada yang cukup berani dan berhasil memberi makan, menikmati tangan mereka dikerubungi oleh mulut-mulut ikan yang mencari pelet. Tapi ada juga temanku yang penakut, dan rasa penasaran mereka sepertinya tidak bisa mengalahkan ketakutannya.

“Emangnya gak bakal sakit kalo digigit?”

“Ya enggak ‘lah, ikan koi gakpunya gigi.”

“Takut ah, kalo ditelen gimana?”

“Gabakal anjir, gedean juga jempol lu daripada mulut ikan.”

Setelah mencoba meyakinkan dirinya berkali-kali biasanya akhirnya pelet yang sudah digenggam ditangan hanya dilemparkan saja.

Biasanya aku hanya akan berdecak (dengan intensi bercanda) “ck, payah ah penakut” atau sekalian pura-pura ingin menceburkan temanku ke kolam. Tapi aku bisa paham ketakutan tersebut — meski yang kupelihara di kolam bukan buaya, atau piranha — tapi akan selalu ada orang yang takut sekali ketika dirinya didekati oleh kucing liar, atau si tipe yang panik ingin lari ketika melihat ada anjing dipapasan jalan ketika habis pulang beli gula ke warung depan komplek. Selain itu ada juga si pecinta hewan, yang ntah mungkin terlalu sering menonton dog whispered, ia jadi bisa berinteraksi dengan semua hewan, tidak takut mengelus hewan apapun; ya sapi mau dikurban, rusa-rusa di penangkaran rusa Ranca Upas, sampai dengan ular yang suka dikalungkan untuk berfoto di taman safari.

Jika di dunia ini ada konsep Yin dan Yang, maka akan selalu ada si pemberani dan si penakut dalam keseharian kita.

Akan selalu ada teman yang menunggu dengan sabar sambil menatap temannya yang lain berteriak menyalurkan adrenalinnya dengan menaiki wahana ekstrim di taman bermain.

Akan selalu ada seseorang yang takut setengah mati jika menemukan ada kecoa di kamarnya, dan akan selalu ada seseorang yang tanpa ragu menyemprotkan pembasmi serangga secara membabi buta tanpa ampun kearah kecoa di pojokan ruangan — yang kalau saja kita bisa dengar mereka sedang berteriak “buseeeet ampun bang ampun!”.

Akan selalu ada si penakut dan si pemberani dalam berbagai konteks di kehidupan sehari-hari kita.

Dan karenanya mereka harus bersama, mereka harus saling melengkapi.

Akan tetapi keseimbangan sesuai dengan filosofi Yin dan Yang tidak selalu ada dalam setiap situasi.

Padahal aku rasa hidupku akan menjadi lebih mudah jika hari itu ada seseorang yang memberikanku kekuatan dan memberi tahu bahwa semua akan baik-baik saja. Nyatanya aku hanya sendirian. Aku sedang menjadi si penakut dan aku tidak memiliki si pemberani disisiku saat itu.

Ketika aku sedang merasa sangat ketakutan, secara otomatis hal tersebut membuatku menghindari semua perihal yang membuatku takut; untuk kemudian merasa menjadi orang paling payah di seluruh dunia.

Juga sama halnya ketika aku sedang merasa aman dan berada dalam tingkat kepercayaan diri yang paling tinggi. Aku menjadi sangat berani dan tak bisa dihentikan.

Hal ini membuatku merasa seolah aku harus menjadi salah satunya dalam setiap kondisi.

Tapi bagaimana kalau aku jadi keduanya sekaligus?

Bagaimana kalau aku jadi pribadi yang takut tertinggal makanya aku berani untuk mengejar? Atau pribadi yang takut tidak dicintai karenanya aku berani menunjukkan dan menebar kasih? Sepertinya kita selalu bisa menjadi keduanya dan tak harus menjadi salah satunya.

Kita bisa menjadi penakut dan pemberani, kita bisa memutuskan setelah mencobanya.

--

--